artikel bulanan

18 November 2011

JAUHI TIGA DOSA BESAR

TIGA DOSA YANG PALING BESAR


Saudara dan saudariku yang dikasihi,
Di dalam kehidupan ini kita ada dua pilihan mana satu arah atau jalan yang kita mahu tempuhi,sebab dunia sememangnya dunia ini hanyalah tempat ujian,dan tempat sementara yang pasti akan berakhir, dan berakhirnya kehidupan bukan berarti stop segalanya akan tetapi berakhirnya kehidupan didunia ini maka akan baru bermula segalanya dan pada ketika itu tidak ada yang memegang peranan paling penting kecuali PAHALA DAN DOSA dan kita semua akan mendapatkan ganjaran atau balasan dari Allah atas apa yang sekalian kita kerjakan didunia ini.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan suruhanNya dan meninggalkan laranganNya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari akhirat).Dan Bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Amat Meliputi PengetahuanNya akan segala yang kamu  kerjakan. (Al-Hasy-r 59:18)

Saudaraku sekalian adapun didalam kesempatan kali ini ana akan coba paparkan berkenaan dengan jenis DOSA YANG PALING BESAR yang akan kita pertanggung jawabkan dihadapan Allah dialam akhirat,berkenaan dengan DOSA BESAR INI  suatu ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sedang duduk bersama para sahahabatnya dan memberikan pelajaran ataupun peringatan kepada mereka.

Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda :
“Perhatikanlah (wahai para shahabat), maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?” Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.”

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pun menerangkan dengan sabdanya:

الإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّوْرِ أَوْ قَوْلُ
الزُّوْرِ.

“(Dosa-dosa yang paling besar itu adalah)
Syirik kepada Allah, Durhaka kepada kedua orang tua, dan Persaksian palsu (perkataan dusta).” (HR. Al Bukhari dan Muslim dari shahabat Abu Bakrah ra.)

Sahabatku Ini adalah sepotong kisah bagaimana cara Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam membimbing dan mengajarkan ilmu agama ini kepada para shahabatnya Beliau adalah seorang yang sangat bersemangat dalam mengajarkan segala permasalahan agama ini kepada umatnya,dengan jelas dan lemah lembut.

Beliau Rasulullah mengajarkan kebaikan agar umatnya melakukan kebaikan tersebut dengan sebaik-baiknya, Dan beliau juga menerangkan dengan jelas beberapa perkara kejelekan (mungkar) agar umatnya menjauhi kejelekan itu.

Sahabatku didalam hadits tersebut diatas, secara khusus Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan sekaligus memperingatkan tiga perkara atau  perbuatan Dosa yang paling besar. Betapa pentingnya peringatan tersebut sampai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengulanginya tiga kali,berturut-turut.
Adapun  Perbuatan-perbuatan itu adalah:

1. SYIRIK KEPADA ALLAH

Sahabatku sekalian yang dimuliakan Allah ‘Azza wa Jalla,
Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat yang Maha Tunggal, Dialah satu-satunya yang menciptakan alam semesta ini, Dialah satu-satunya Dzat yang memberi rizki kepada seluruh makhluk-Nya, dan Dialah satu-satunya yang mengatur alam semesta ini.Sebab itu Allah ‘Azza wa Jalla adalah satu-satunya Dzat yang berhak untuk disembah, Hanya Allah tempat meminta permohonan ataupun do’a, Dialah pemberi rizki, dan tempat meminta pertolongan dan perlindungan.

Sebab itu amatlah keliru, jika seorang hamba beribadah kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla, memohon dan meminta kepada makhluk dengan permintaan yang tidak mungkin dapat dipenuhi kecuali oleh Allah saja,seperti meminta rizki,keselamatan, atau menyandarkan nasib hidupnya kepada selain Allah ‘Azza wa Jalla.

Maka sangatlah tepat kalau Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam menggelar syirik ini sebagai dosa yang paling besar, karena seorang yang berbuat syirik berarti dia telah berbuat  melampaui batas terhadap Penciptanya. Menjadikan tandingan / sekutu bagi Allah ‘Azza wa Jalla, padahal Allah ‘Azza wa Jalla adalah Maha Tunggal dan tidak ada sekutu baginya. Sungguh ini adalah kezhaliman yang sangat besar

sebagaimana Allah ‘Azza wa Jalla firmankan (artinya):
“Sesungguhnya kesyirikan merupakan kezhaliman yang besar.” (Luqman: 13)

Betapa zhalimnya seorang muslim yang menyembelih hewan untuk kemudian dipersembahkan kepada makhluk yang diyakini memiliki kekuatan sehingga dia akan terhindar dari bencana, padahal Allah ‘Azza wa Jalla lah satu-satunya Dzat yang mampu untuk mendatangkan bencana,dan juga menolak bencana.

Dan betapa zhalimnya ketika seorang muslim meminta-minta keselamatan dan rizki dipokok pokok kayu atau ditampat-tempat tertentu yang dianggap boleh memberi kebaikan dan menjauhkan mudharat kepadanya dan juga betapa zalimnya orang yang datang dikuburan orang-orang shalih yang sudah meninggal dunia,yang dianggap boleh memberi keselamatan dan rezki kepadanya, padahal hanya Allah sajalah yang mampu untuk memberikan keselamatan dan rizki kepada makhluk-Nya.

Sahabatku sekalian karena itulah ketika shahabat ‘Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam:

أَيُّ الذَّنْبِ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ ؟

“Dosa apa yang paling besar di sisi Allah?”

Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

أَنْ تَجْعَلَ لِلّهِ نِدًّا وَهُوَ خَلَقَكَ.

“Engkau menjadikan tandingan bagi Allah (menyekutukan Allah)
padahal Allah lah yang telah menciptakanmu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Ketika syirik telah diposisikan sebagai dosa yang paling besar, maka tentunya adzab dan bencana yang akan ditimpakan kepada pelakunya pun juga sangat besar dan luar biasa. Allah ‘Azza wa Jalla mengancam untuk tidak akan mengampuni pelaku kesyirikan selama dia belum bertaubat sehingga dia meninggal dunia.

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa yang di bawah kesyirikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (An Nisa’: 48)

Amalan ibadah seseorang yang dikerjakan dengan susah payah dan kesungguhan yang besar akan hilang nilainya dan sia-sialah apa yang dia amalkan tadi dengan sebab kesyirikan yang dia lakukan. Yang demikian itu karena Allah ‘Azza wa Jalla akan menghapus nilai amalan seseorang manakala dia telah berbuat lancang dengan menyekutukan Allah ‘Azza wa Jalla dalam ibadah. Allah ‘Azza wa Jalla menegaskan dalam ayat-Nya (artinya):

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: jika kamu mempersekutukan (berbuat syirik) kepada Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (Az Zumar: 65)

Dan pada akhirnya, sungguh malang nasib seorang yang berbuat syirik karena tempat tinggal terakhirnya adalah di An Nar (neraka) dan dia kekal di dalamnya karena Allah telah mengharamkan baginya untuk masuk kedalam Al Jannah(sorga)

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
“Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Al Jannah, dan tempatnya adalah An Nar, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (Al Ma’idah: 72)

Dan sebagaimana juga yang Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan:

مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَدْعُوْ مِنْ دُوْنِ اللهِ نِدٌّا دَخَلَ النَّارَ.

“Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan dia berdo’a (beribadah) kepada selain Allah (sebagai) tandingan / sekutu (bagi Allah), maka dia akan masuk ke dalam An Nar. (HR. Al Bukhari)

2. DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA

Saudaraku,Durhaka kepada kedua orang tua ditempatkan sebagai dosa besar setelah syirik. Yang demikian itu karena Allah memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua sering diiringkan dan diletakkan setelah perintah untuk beribadah dan mengesakan ibadahnya tersebut kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ini menunjukkan besarnya hak orang tua untuk mendapatkan perlakuan yang baik dari anak-anaknya.

Allah ‘Azza wa Jalla berfirman artinya ::
“Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua ” (An Nisa’: 36)

Durhaka kepada kedua orang tua apapun bentuknya merupakan perbuatan yang diharamkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ تَعَالَى حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ اْلأُمَّهَاتِ

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan atas kalian durhaka kepada para ibu (yakni orang tua), …” (Muttafaqun ‘Alaihi).

Ketika kedua orang tua sudah lanjut usia maka semestinya mereka mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang sungguh-sungguh dari anak-anaknya,bukannya semta-mata membalas kebaikan keduanya tapi ini  adalah perintah Allah dan Allah melarang kepada anak mengucapkan perkataan yang boleh menyakiti hati kedua  bahkan kita dituntut untuk sentiasa mendoakan keselamatn dan kebaikan padanya

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang bermaksud :
"Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ”ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : Wahai Rabbku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. Al-Israa: 23-24)


Sahabatku sekalian yang dikasihi,demikian tegas Allah memperingatkan kita atas berbakti kepada kedua orang,Tetapi apa yang terjadi di masyarakat kita sekarang justru sebaliknya,banyak anak2 yang membantah,membentak dan ada yang sanggup menitipkan orang tuanya di panti jompo atau rumah-rumah kebajikan, perkara seumpama ini Sungguh zalim dan merupakan salah satu bentuk kedurhakaan anak kepada orang tuanya.

Sadarlah wahai saudaraku sekalian yang selalu berbuat kederhakaan dan membantah orang tuanya dan yang ada orang tuanya di rumah2 kebajikan tolong ambillah orang tua kalian,sebab orang tua memerlukan kasih sayang anaknya, jangan menghukum dan menzalimi perasaan keduanya,setitis air mata ibu terjatuh demi merisaukanmu tidak dapat kamu membalasnya walau dengan apa  sekalipun  Dan ingat beberapa peringatan Allah dan sabda Rasulullah dibawah ini

Diriwayatkan Abdullah bin 'Amr r.'anhuma
''Keredhaan Allah menurut keredhaan ibu bapa dan kemurkaan Allah
menurut kemurkaan ibu bapa" (H.R.At-Tirmizi: Sahih)

Dalam hadis Qudsi Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Demi Ketinggian-Ku, keagungan-Ku dan kemuliaan kedudukan-Ku, sekiranya anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya mengamalkan amalan semua para Nabi, niscaya Aku tidak akan menerimanya.” (Jâmi’us Sa’adât 2: 263).

Shalatnya tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa ta'ala
Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata: “Barangsiapa yang memandang kedua orang tuanya dengan pandangan benci ketika keduanya berbuat zalim kepadanya, maka shalatnya tidak diterima.” (Al-Kafi 2: 349).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“Takutlah kamu berbuat durhaka kepada kedua orang tuamu, karena bau harum surga yang tercium dalam jarak perjalanan seribu tahun, tidak akan tercium oleh orang yang durhaka kepada kedua orang tuanya, memutuskan silaturahmi, dan orang lanjut usia yang berzina…” (Al-Wasâil 21: )

Saudara dan saudariku yang dirahmati Allah ‘Azza wa Jalla,
Dan masih banyak lagi contoh sikap durhaka anak kepada orang tuanya. Yang terpenting bagi kita adalah bagaimana kita berusaha mengamalkan perintah Allah ‘Azza wa Jalla untuk berbuat baik kepada orang tua kita dan menunaikan hak-hak mereka sebagaimana yang dituntunkan oleh syari’at Islam yang mulia ini.

3. PERSAKSIAN PALSU ATAU BERKATA DUSTA

Saudaraku sekalian Larangan untuk berkata dusta ini telah Allah ‘Azza wa Jalla firmankan dalam beberapa  ayat-dalam al-Qur-an mulia antara lain seperti berikut :

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
maka jauhilah kekotoran syirik yang disebabkan oleh penyembahan berhala,
serta jauhilah perkataan yang dusta, - (Al-Hajj 22:30) |

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
Kemudian sesiapa yang membantahmu (wahai Muhammad) mengenainya,
sesudah engkau beroleh pengetahuan yang benar, maka katakanlah kepada mereka: "Marilah kita menyeru anak-anak kami serta anak-anak kamu, dan perempuan-perempuan kami serta perempuan-perempuan kamu, dan diri kami serta diri kamu, kemudian kita memohon kepada Allah dengan bersungguh-sungguh, serta kita meminta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang berdusta". (A-li'Imraan 3:61)

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menegaskan dalam sabdanya :
Senantiasalah kalian jujur, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebajikan, dan kebajikan membawa kepada surga. Seseorang yang senantiasa jujur dan berusaha untuk selalu jujur, akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang yang selalu jujur,dan jauhilah kedustaan karena kedustaan itu membawa kepada kemaksiatan, dan kemaksiatan membawa ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan selalu berdusta, hingga akhirnya ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta.(HR.Shahih Muslim)

Sahabatku Kalau kita perhatikan ayat tersebut diatas , Allah ‘Azza wa Jalla mengiringkan larangan berkata dusta dengan perintah untuk menjauhi perbuatan syirik dan meninggalkan berhala-berhala yang disembah selain Allah ‘Azza wa Jalla.

Ketika kita membaca Al Qur’an, kita akan mendapati di ayat yang ke 63 dan seterusnya dari surat Al Furqan, di situ disebutkan beberapa ciri hamba-hamba Allah ‘Azza wa Jalla yang mendapatkan kemuliaan dan darjat tertinggi di sisi-Nya.
Dan di antara ciri dan sifat mereka adalah tidak memberikan persaksian palsu sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
“Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu.” (Al Furqan: 72)

Saudara dan saudariku yang mulia,
Mengapa dusta yang kelihatannya perkara sepele dan remeh-temeh oleh sebagian dari manusia menganggap ringan, ternyata merupakan salah satu bentuk dosa yang paling besar di antara dosa-dosa besar yang dilarang dalam agama islam ?
Mari kita perhatikan beberapa keterangan dibawah ini tentang bahaya berdusta.

Sahabatku,Berkata dusta tergolong dosa besar karena pangkal dari kejelekan dan kerusakan yang dilakukan manusia itu bermuara pada perbuatan ini, karena dusta merupakan amalan yang bisa mengantarkan kepada kejelekan sebagaimana
sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam :

وَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُحُوْرِ وَإِنَّ الْفُحُوْرَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّاباً.

“Dan sesungguhnya dusta itu bisa mengantarkan kepada kejelekan, dan kejelekan itu bisa mengantarkan kepada An Nar, dan senantiasa seseorang itu berbuat dusata sampai dia dicatat di sisi Allah sebagai pendusta”(HR.Bukhari dan Muslim)

Seorang yang berdusta berarti dia telah melanggar salah satu prinsip penting dalam Islam, karena di antara misi yang diemban Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengajarkan Islam adalah menjunjung tinggi sikap kejujuran, sebab itu maka Rasulullah dengan begitu tegas menjelaskan tentang bahaya berdusta

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,
Celakalah orang yang berbicara lalu mengarang cerita dusta agar orang lain tertawa. Celakalah !” (Riwayat Abu Daud )

Sahabatku,balasan apa yang pantas untuk dirasakan kepada orang yang suka berdusta? Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bermimpi (dan tentunya mimpi beliau adalah benar),di mana dalam mimpi tersebut beliau melihat manusia disiksa dengan siksaan yang  sesuai dengan perbuatan yang mereka lakukan.

Mudah-mudahan Allah ‘Azza wa Jalla menjauhkan kita semua kaum muslimin dan muslimat semuanya dari perbuatan dan perkataan dusta yang tercela ini.aamiin

Sahabtku sekalian - Menjauhi dosa besar, penghapus dosa kecil -

Di antara bentuk kasih sayang Allah ‘Azza wa Jalla kepada hamba-Nya adalah dijadikannya amalan kebaikan itu sebagai penghapus dari amalan kejelekan. Setiap amalan shalih yang dikakukan oleh seorang muslim, maka amalannya tadi akan menghapus dosa dan kesalahan yang telah dia lakukan

Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)

Oleh karena itulah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا

“Dan iringilah kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya (kebaikan tadi) akan menghapuskannya.” (HR. At Tirmidzi)

Dan di antara bentuk kebaikan pada diri seorang hamba adalah dia menjauhi perbuatan-perbuatan yang tergolong dosa besar. Lihatlah wahai pembaca, sebatas dia menjauhi dan tidak melakukan dosa besar, sudah terhitung baginya kebaikan yang akan menghapus dosa kecil yang pernah dia lakukan. Inilah bukti rahmah dan kasih sayang Allah Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala bermaksud :
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu dilarang megerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (Al Jannah).” (An Nisa’: 31)

SELAMAT MEMBACA DAH BERUSAHALAH MENJAUHI TIGA DOSA BESAR WASSALAM


From : https://www.facebook.com/notes/zubair-ibnuawwam-as-sabah/jauhi-tiga-dosa-paling-besar/236404829758395

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Followers